Blog yang ditulis oleh Team 2 (CBH) X-5 Smanunggal

MACAM KELAINAN TULANG BELAKANG YANG HARUS KAMU KETAHUI

 

hi guys kali ini aku mau bahas atau sharing sedikit mengenai salah satu organ gerak manusia yaitu tulang. Tulang??? Kira-kira apa yang akan dibahas. Baca sampai selesai ya!! jangan lupa tonton vidionya juga.

Sebelumnya apa kalian pernah mendengar istilah tulang belakang atau macam-macam kelainan tulang belakang ? Pasti sudah pernah mendengar bukan, bahkan di bangku sekolah dasar pun kita sudah dikenalkan dengan ini. Ya walaupun baru hanya dasarnya saja sih. 

Lalu apa saja sih macam kelainan tulang belakang ?

Berikut beberapa macam kelainan pada tulang belakang :

  • Kifosis

Kondisi saat lengkungan pada punggung atas lebih menonjol ke belakang. Penderita kifosis biasanya memiliki postur tubuh seperti membungkuk.

  • Lordosis

Kondisi saat tulang belakang melengkung ke depan secara berlebihan. Biasanya lordosis memengaruhi punggung bawah dan leher.

  • Skoliosis

Kondisi saat lengkungan tulang belakang justru menyamping dan menyerupai bentuk huruf S atau C, sehingga bahu atau pinggulnya tidak rata. Seseorang dikatakan skoliosis ketika sudut lengkungan mencapai lebih dari 10 derajat.

Ternyata banyak juga ya jenisnya. Namun kali ini aku hanya akan membahas salah satunya yaitu mengenai scoliosis.

Kelainan tulang belakang merupakan kondisi yang dapat dicegah. Lalu kira-kira bagaimana ya cara menangani dan mencegahnya? Dan kira-kira apa ya penyebabnya?

SKOLIOSIS

    Berdasarkan studi kasus, skoliosis ini sering kali didiagnosis pada pasien perempuan. karna dapat dilihat melalui jurnal PubMed mengenai diagnosis dan manajemen AIS, remaja perempuan 10 kali lebih berisiko untuk mengembangkan AIS dibandingkan laki-laki. Belum dapat dipastikan mengapa perempuan lebih rentan skoliosis, tetapi diasumsikan bahwa perempuan mempunyai otot lebih sedikit dari laki-laki sehingga ketika tulang belakang membentuk kurva, akan lebih gampang terkena skoliosis.

    Mengutip Orthoinfo, skoliosis sering didiagnosis pada anak-anak remaja umur 10 -18 tahun yang masih dalam masa pertumbuhan atau biasa disebut dengan Adolescent Idiopathic Scoliosis (AIS). Disebut sebagai idiopathic karena tidak ada penyebab pasti akan kondisi di rentang umur ini. Kondisi ini dianggap sebagai multi faktor. Dengan kata lain, faktor penyebabnya berbeda-beda untuk setiap penderita, ya walaupun seperti yang kita tahu umumnya penyebab skoliosis ini tidak jauh juga daripada kelainan tulang belakang pada umumnya yaitu seperti terlalu sering memikul tas berat, duduk dengan posisi yang buruk, pernah mengalami kecelakaan yang serius atau faktor keturunan yang diduga dapat menimbulkan skoliosis. Namun, nyatanya dari beberapa kasus banyak pula yang tidak diketahui penyebab pastinya didiagnosis skoliosis atau yang bisa kita sebut dengan scoliosis “idiopatik”. Oleh karena itu kembali lagi pada kata sebelumnya yaitu Kondisi ini dianggap sebagai multi faktor. Dengan kata lain, faktor penyebabnya berbeda-beda untuk setiap penderita.” Walaupun seperti itu kita bisa lebih dulu mengupayakan untuk mencegah bertambahnya kurva derajat skoliosis  dan yang lebih utama yaitu mengenal dulu mengenai sebetulnya apasih skoliosis itu? Apa seberbahaya itu?

Jika penderita skoliosis ini tidak segara ditangani tidak menutup kemungkinan juga akan resiko komplikasinya seperti :  

  • Sesak napas

Karna skoliosis yang dibiarkan tanpa penanganan bisa menambah derajat kemiringan tulang belakang. Kondisi tersebut mengganggu kemampuan paru untuk mengembang sempurna karena menyempitnya ruang paru, sehingga menyebabkan keluhan sesak napas.

  • Nyeri punggung

Nyeri punggung belakang terjadi karena semakin parahnya lengkungan tulang belakang. Meski umumnya hilang timbul, nyeri akibat skoliosis bisa menetap dan menyebar kebagian tubuh lain, seperti dari tulang belakang ke kaki, punggung, dan tangan. Nyeri akibat skoliosis mereda jika pengidapnya berbaring dengan punggung lurus atau pada salah satu sisi tubuh.

  • Masalah jantung

Tulang belakang yang terlalu miring bisa menekan jantung dan membuatnya kesulitan memompa darah ke seluruh tubuh. Akibatnya, pengidap skoliosis berisiko lebih besar mengalami pneumonia (infeksi paru) hingga gagal jantung.

  • Masalah saraf

Jika ujung saraf tertekan oleh tulang belakang yang melengkung, sistem saraf akan terpengaruh oleh kondisi skoliosis. Kondisi ini berdampak pada kaki terasa kebas dan menurunnya kemampuan untuk menahan buang air kecil maupun buang air besar.

Wah, ternyata resiko komplikasi yang bisa ditimbulkan dari skoliosis cukup serius juga ya. Oleh karena itu butuh penanganan yang tepat dan segera bila seseorang sudah didiagnosis skoliosis.

    Diagnosis skoliosis ini dapat dilakukan lewat pemeriksaan fisik, yang meliputi area bahu, tulang belakang, tulang rusuk, dan pinggul. Tujuannya adalah untuk melihat adanya lengkungan abnormal atau tonjolan pada bagian tersebut. Selain pemeriksaan fisik, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis skoliosis. 

Diantaranya yaitu :

  • Sinar X dan rontgen
Penggunaan prosedur radiasi diperlukan untuk mendapatkan gambaran citra tulang belakang.
  • MRI
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakangelombang radio dan magnet untuk mendapatkan citra tulang belakang dan jaringan di sekitarnya.
  • CT scan
Proses pemeriksaan dilakukan untuk mendapatkan gambaran kerangka tulang dalam bentuk 3 dimensi.

Lalu bagaimana cara penanganannnya ?

dilansir Webmd, perawatan skoliosis ini terbagi menjadi tiga:

  • Observasi
Beberapa anak ada yang mengalami kondisi skoliosis idiopatik, sehingga dokter tidak mengetahui apa penyebab pastinya. Kondisi tersebut biasanya terjadi di tengah tahun-tahun percepatan pertumbuhan anak, yakni usia 10 hingga 18 tahun. Dokter akan memantau anak-anak yang tulang punggungnya melengkung dengan sudut kurang dari 20 derajat. 
  • Orthosis atau Penggunaan Brace scoliosis
Jika lengkungan berukuran 20 hingga 40 derajat, kemungkinan dokter akan merekomendasikan anak untuk memakai penyangga punggung atau brace. Tujuannya untuk mengontrol lengkungan sehingga anak tidak perlu dioperasi. Karena masih pada masa pertumbuhan juga jadi peluang kemungkinannya lebih besar untuk bisa kembali sembuh, ya walaupun tidak 100%
  • Operasi
Ketika lengkungan tulang belakang mencapai 45 hingga 50 derajat, kondisi tersebut dikhawatirkan akan memburuk dan bahkan bisa memengaruhi cara kerja paru-paru. Dokter dapat merekomendasikan operasi fusi tulang belakang yang telah terbukti menghentikan peningkatan lengkungan.

Seperti yang sudah dipaparkan atau dijelaskan diatas untuk penangan scoliosis setiap orang ini berbeda-beda, bisa dilakukan operasi ataupun dengan penggunaan brace karna tergantung kepada derajat keparahannya, keluhan, dan lain-lain sesuai dengan diagnosis dokter.

Setelah mendapat penanganan medis kita juga bisa membantu mendukungnya dengan terapi maupun penanganan non medis agar semakin mendukung proses penyembuhannya.

Contohnya seperti :

  • Stretching
  • Melakukan fisioterapi di rumah sakit
  • Renang agar otot kanan dan kirinya balance. Karena olahraga renang ini adalah salah satu olahraga yang paling sangat direkomendasikan
  • Dan yang terakhir biasanya diberi obat pereda nyeri saraf maupun vitamin-vitamin sesuai resep dokter.

    Namun, perlu diperhatikan pula karena tidak semua gerakan olahraga aman untuk skoliosis. Biasanya olahraga yang tidak direkomendasikan seperti : squatting, mengangkat beban melebihi kepala, olahraga yang sifatnya hard-landing seperti cheerleading dan gymnastic, lari jarak jauh, olahraga high impact seperti rugby, hockey, American football, back bending, lempar lembing, tenis, golf, ski, mendayung, panahan dan masih banyak lagi.

Hmm, kira-kira apa lagi ya? supaya tidak terlalu panjang lebar kali ini kita langsung aja deh ke bagian QnA seputar scoliosis yang disampaikan oleh para dokter spesialis orthopedi. 

ditonton ya.

QnA MENGENAL SEPUTAR SKOLIOSIS 

Tanya Jawab Seputar Skoliosis bersama dr. Phedy, SpOT (K) Spine - Gatam Institute Eka Hospital














2 Komentar

  1. Ini bisa buat nambah wawasan baru! Artikelnya lengkap di sertakan rekomendasi video jugaa, keren pokoknya.

    BalasHapus
  2. Artikelnya bagus banget, kita bisa lebih berhati hati karena kelainan tulang belakang tidak memandang umur penderitanya.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama